Ketika Ajal Datang Menjemput | Pertama-tama
marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt, yang telah
menganugerahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua, kemudian
salawat beriring salam, semoga senantiasa di limpah-curahkan kepada junjungan
kita nabi besar Muhammad saw, sebab berkat perjuangan beliaulah kita dapat
mengetahui yang hak dan yang batil, yang halal dan yang haram, antara jalan
menuju ke surga dan jalan menuju ke neraka.
Ma'asyiral
mu'minin rahimakumullah !
Kematian
merupakan suatu kepastian, yang akan dialami oleh setiap umat manusia yang
hidup dialam dunia ini. Bersama dengan bergulirnya waktu dan bertambahnya usia
seseorang, pada dasarnya berarti ia telah bertambah mendekati pada titik akhir
daripada kehidupannya.
Disadari
ataupun tidak, cepat ataupun lambat, kaya ataupun miskin, pemimpin ataupun
rakyat biasa, setiap orang pasti akan sampai juga pada ajalnya yakni kematian.
Karena Allah swt tidak menjadikan seorang manusiapun yang kekal dan abadi untuk
hidup selama-lamanya di dunia yang fana ini.
Allah
swt berfirman :
“Kami tidak
menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka
jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?” (QS. Al
Anbiyaa’ [21]: 34).
Allah
swt juga berfirman didalam ayat yang lain :
“Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu… (QS. Ali Imran [3] : 185).
Ketika
Malaikat Maut datang menghampiri untuk menjemput seseorang karena ajalnya telah
tiba, maka orang itu tidak akan luput dari padanya, kemanapun ia akan berlari
untuk bersembunyi, meskipun ia dirawat dan dikelilingi oleh team dokter yang
paling ahli sekalipun, dengan peralatan tekhnologi medis yang paling canggih
dan mutakhir sekalipun.
Semua
itu tidak akan dapat menolong dan menghindar daripada kematiannya. Sebagaimana
ditegaskan dalam Qur’an :
Katakanlah:
"Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya
kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah),
yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan". (QS. Al-Jumuah [62]: 8).
Tidak
ada seorangpun yang tahu, kapan kematian itu akan datang menghampiri dan
menjemputnya. Yang pasti apabila saat itu telah tiba, maka tidak dapat
dimajukan dan tidak pula dimundurkan walaupun hanya sedetik saja.
"
Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka
tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan
(nya).” (QS. Yunus [10]: 49).
Ketika
seseorang berada dalam situasi tekanan kematian(sakaratul maut) dan nyawa sudah
sampai pada kerongkongannya, maka diperlihatkanlah tempat yang dihuninya kelak,
apakah tempat itu indah dan membahagiakan ataukah sebaliknya tempat itu
menyeramkan atau menakutkan.
“Maka mengapa
ketika nyawa sampai di kerongkongan,padahal kamu ketika itu melihat “ (QS.Al-Waqi’ah [56] : 83 - 84).
Sebagaimana
halnya yang disebutkan dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya
ruh orang mumin itu tidaklah keluar( mati ), sehingga ia melihat tempatnya di
surga. Dan ruh orang kafir itu tidaklah akan keluar(mati), sehingga ia melihat
tempatnya di neraka”.
Ma'asyiral
muslimin rahimakumullah !
Dari
hadist tersebut diatas, jelaslah bagi kita, bahwa jika yang meninggal dunia itu
seorang mukmin, maka akan diperlihatkan pemandangannya di surga dengan berbagai
keindahan dan kenikmatan yang menggiurkan, yang belum pernah ia lihat di dunia
ini. Sehingga ketika itu, seolah-olah ia tidak sabar lagi dan ingin segera
menghuninya.
Maka
disaat ia menghembuskan nafasnya yang terakhir kalinya, iapun mengakhiri
kehidupannya didunia yang fana ini, dengan riang gembira dan wajahnya terlihat
tersenyum . Sementara keluarga yang ditinggalkannya meneteskan air matanya,
berbela sungkawa karena merasa kehilangan orang yang sangat dicintainya.
Tetapi
sebaliknya, apabila ia seorang yang munafik, ia seorang yang ingkar kepada
Allah, maka diperlihatkan tempatnya yang menyeramkan dan menakutkan, yang belum
pernah ia bayangkan dan ia saksikan sebelumnya di dunia, sehingga ia merasa
terhenyak dan terkejut yang luar biasa, lalu iapun mengaduh dan meminta agar
kematiannya ditangguhkan dulu, walau barang sebentar saja, untuk beramal soleh dan
berbuat kebajikan.
Namun
apa boleh buat semuanya sudah terlambat, saat keadilan harus ditegakkan bagi
dirinya. Maka dengan penyesalan yang sangat mendalam, iapun harus rela
mengakhiri kehidupannya di dunia yang fana ini, dengan wajah yang murung, muka kusut,
dicekam oleh rasa ketakutan dan kepedihan yang luar biasa.
Allah
swt berfirman :
Dan
belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang
kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya
Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang
dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang
saleh?" (QS.
Al-Munaafiquun [62] : 10).
Oleh
sebab itu, sebagai orang yang beriman tindakan yang paling tepat adalah
mengoptimalkan sisa-sisa usia kita untuk bertobat, beribadah secara maksimal,
berbuat kebajikan dan memperbanyak amal salih, agar tidak mengalami penyesalan
dikemudian hari. Perhatikan khutbah Rasulullah saw. Berikut ini :
“Wahai
manusia, bertobatlah kepada Allah sebelum kamu sekalian mati, dan bersegeralah
memperbanyak amal salih sebelum kamu sibuk ( tidak punya kesempatan ), jalinlah
komunikasi antara kamu dengan Tuhanmu dengan memperbanyak dzikir ( mengingat )
kepadaNya, perbanyaklah sedekah baik secara terang-terangan maupun rahasia,
maka kamu akan dianugerahi rezeki, pertolongan dan diberi ganti yang lebih
baik”.
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah,
Semoga
Allah Swt senantiasa menganugerahkan rahmat, taufiq dan hidayahnya kepada kita
semua, dan semoga, apabila suatu saat ajal datang menjemput kita, serta
meninggalkan alam dunia yang fana ini, dapat mengakhirinya dengan khusnul
khotimah, amiiin.
Barokallahu
li walakum.....